Sabtu, 09 April 2011

Diary_Fanfiction (chap 1)

DIARY

Jum’at,9 September 2011.
Ya Tuhan, jika saat ini akhir dari nafasku,aku ikhlas. Angkat aku ke tempat-Mu. Tetapi jangan biarkan mereka menangis. Aku tidak ingin melihat air mata mereka.

Hai semuanya. Namaku Kirana Pramudya Lestari. Aku biasa dipanggil Rana. Umurku sekarang 15 tahun. Aku lahir 7 Juli 1994. Nama Jepangku Nakano Yuugana, dan nama Koreaku Kim Hye Na. Mengapa aku punya nama jepang dan korea? Itu karena sejak dulu aku ingin pergi ke Negara itu. Dan aku mencari nama yang bisa kupakai jika aku pergi ke Negara itu.
Aku anak tunggal di keluargaku. Mamaku memiliki butik yang cukup terkenal di kota ini, dan Papaku merupakan seorang pengusaha yang cukup sukses di Negara ini. Aku sekolah di salah satu sekolah favorit di Negara ini dan aku memiliki banyak teman yang sangat menyayangiku. Itulah yang terkadang membuatku merasa hidupku sempurna. Tapi apa sesempurna itu? Tidak. Papa dan Mama merupakan orang sibuk yang hampir tidak memiliki waktu untuk berkumpul denganku dirumah. Bahkan aku nyaris tidak pernah bertemu dengan orang tuaku setiap hari. Setiap pagi saat aku ingin berangkat sekolah, mereka masih tidur dan ketika aku tidur pada malamnya, mereka baru pulang entah dari mana.

Jum’at,20 Maret 2009.
Alhamdulillah. Terima kasih ya Tuhan. Aku lolos seleksi Olimpiade Ekonomi Nasional.

Hari ini pengumuman tes Olimpiade Ekonomi tingkat Provinsi. Suatu anugrah yang tak terhingga untukku saat ku baca bahwa aku mendapatkan peringkat pertama di Olimpiade itu. Dan itu artinya aku dapat mengikuti Olimpiade Ekonomi Nasional. Aku sangat bahagia. Aku ingin membagi kebahagiaan itu dengan Mama dan Papa.
Tuuut……tuuuuut…..
Terdengar nada sambung saat aku menghubungi Mama.
“Hallo.” Ucap mamaku di seberang telepon.
“Assalamualaikum, Ma.” Ucapku.
“Waalaikum salam. Iya sayang ada apa? Sebentar ya sayang. La, coba deh kamu tarik lengan baju yang sebelah kiri. Iya seperti itu. Itu kelihatan lebih bagus ketimbang yang tadi.” Ucap mamaku
“Mama lagi di boutique?” tanyaku.
“Iya sayang. Baru ada barang baru. Jadi harus di sortir dulu.” Ucap mamaku yang sesekali disela dengan perkataannya untuk pegawainya. Tapi aku tidak perduli. “Jadi ada apa kamu menelpon Mama?” Tanya Mama lagi.
“Rana Cuma mau ngasih tau ke Mama kalau Rana menang Olimpiade Ekonomi Provinsi,Ma.” Ucapku dengan gembira.
“Oh ya? Selamat ya sayang. Terus, olimpiade Nasionalnya kapan?” Tanya Mamaku lagi. Aku sedikit merasa senang dengan perhatian Mamaku terhadap apa yang aku ikuti.
“Bulan depan Ma.”ucapku lagi.
“Oh. Kamu mau minta hadiah apa?” Tanya mamaku.
‘Rana hanya minta Papa dan Mama untuk berada di rumah. Meluangkan sedikit waktu untuk Rana.’ Tapi itu hanya ku ucapkan dalam hati. “Terserah Mama saja.” Ucapku perlahan.
“Oh yasudah. Nanti kamu akan Mama belikan hadiah. Udah dulu ya sayang. Ini Mama lagi sibuk. Nanti Mama telepon balik. Dah sayang..”
Tuutt….tuutt…..
Terputus. Ini sudah seperti biasanya.aku mengambil diaryku dan mencentang salah satu kalimat yang ku tulis disitu. Lolos OSN Ekonomi.

Rabu, 15 Mei 2009.
Aku kalah. Aku tidak bisa mendapatkan peringkat 1 di tingkat nasional ini.

Aku menangis. Sebenarnya aku bisa memenangkan Olimpiade itu kalau saja aku tidak merasa sakit yang amat sangat pada perutku.

Kamis,4 Juni 2009.
Mimisan pertamaku.

Aku merasakan pusing yang amat sangat di kepalaku pada jam pelajaran olahraga. Salah satu temanku meminta izin kepada guru olahragaku untuk membawaku ke ruang kesehatan. Dia membaringkanku di salah satu tempat tidur yang ada di ruang kesehatan lalu meninggalkanku untuk mengikuti pelajaran selanjutnya. Aku yang memintanya meninggalkanku karena kepalaku terlalu berat dan aku ingin istirahat. Tak lama aku pun tertidur. Saat aku terbangun, aku merasa ada sesuatu yang mengalir keluar dari hidungku. Darah. Ya. Aku mimisan untuk yang pertama kalinya.

Senin, 29 juni 2009.
Ini entah sudah yang keberapa kalinya aku mengalami mimisan dan pendarahan yang hebat. Aku sudah memeriksa ke dokter dan dokter hanya mengatakan aku hanya kelelahan. Humph. Semoga saja memang begitu.

Senin,12 April 2010
UAN.

Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat. Aku memasuki kelas akselerasi dan dalam waktu 2 tahun aku bisa mengikuti Ujian Akhir Nasional. Keberuntungan yang sangat indah.

Sabtu, 15 Mei 2010.
Penyakitku.

Aku shock saat mendengar penuturan dari dokter mengenai penyakitku. Papa dan Mama juga. Aku berharap diagnose dokter itu salah. Aku berharap ini hanya mimpi. Kanker Darah atau yang biasa didengar dengan kata Leukimia. Aku menderita Leukimia stadium akhir. Saat aku mendengar diagnose itu, aku merasa hidupku sudah berakhir. Hanya tinggal menunggu waktu. Impianku untuk menjadi seorang Akuntan lenyap sudah. Hilang tak berbekas.

Senin,9 Agustus 2010.
Tiba di SEOUL

Aku tiba di Incheon International Airport. Kim Hye Sun, anak dari ayah angkatku menjemputku di bandara. Aku berangkat ke Seoul sendirian. Papa sedang di Jerman, dan mama sedang menghadiri undangan Fashion Show di Italy. Keluarga Kim sudah mengetahui tentang penyakitku dan mereka menyarankan kepada kedua orang tuaku untuk membawaku ke Seoul dan menerima pengobatan disana. Semua orang pasti sudah tahu bahwa teknologi di Seoul jauh lebih canggih ketimbang di Jakarta. Aku tiba di bulan akhir pada musim panas, dan itu artinya 2 minggu lagi aku akan menunggu musim gugur tiba.

Jum’at 15 Oktober 2010.
Pertemuan pertama.

Hari ini adalah hari ulang tahun Lee Donghae, member super junior yang menjadi idolaku dan hari ini mereka akan tampil di SBS Inkigayo. Appaku adalah direktur di SBS, dan itu sedikit memudahkanku untuk memberikan kado ulangtahun kepada Donghae Oppa. Aku datang ke acara itu ditemani Hye Rin Eonni. Aku membawa kotak berwarna biru safir yang berisi kado  ulang tahun untuk Donghae Oppa. Saat ini aku sudah tidak mampu berjalan lagi. Aku duduk di kursi roda. Kulitku sudah semakin memucat. Rambutku sudah semakin menipis yang untuk saat ini semua kekuranganku itu kututupi dengan wig berwarna hitam kecoklatan, dan lip gloss berwarna pink.

*Donghae POV*
Hari ini kami akan tampil di SBS Inkigayo. Aku sangat gugup. Bukan Cuma aku. Tapi kami semua merasa gugup mengingat sudah hampir 1 tahun kami hiatus. Produser sudah memanggil kami untuk bersiap-siap karena sebentar lagi kami akan tampil. Kini tiba saatnya untuk kami tampil. Kami menyanyikan lagu boom boom yang menjadi lagu andalan kami setelah lagu Bonamana. Aku melihat sosok yeoja yang menurutku sangat cantik. Kulitnya sangat putih. Bahkan lebih terkesan pucat. Rambutnya berwarna hitam kecoklatan yang penjangnya kurang dari sebahu yang diikat sedikit pada sisi kanan dan kirinya dengan pita berwarna biru safir favoritku. Ia menggunakan baju berwarna biru dan jeans berwarna kehitaman. Ia duduk di kursi roda dan memangku kebuah kotak berwarna biru.

*Donghae POV end*

Aku tidak menyangka bisa  melihat mereka menyanyi secara live. Biasanya aku hanya melihat mereka dari TV, video yang ku download dari youtube, atau DVD yang ku beli dari toko kaset. Aku melihat Donghae Oppa. Dia terlihat jauh lebih kurus ketimbang pada saat aku melihatnya di awal-awal mereka mulai debut.
“Bagaimana , Saeng-ah? Kau senang hari ini?” Tanya seseorang disampingku. Tanya Hye Rin Eonni.
“Ne, Eonni. Na sangat senang.” Ucapku sambil mengeluarkan senyuman terbaikku.
“Baguslah kalau begitu. Apa kamu mau kita ke Backstage sekarang? Ingat kata dokter. Kamu tidak boleh kelelahan.”  Ucap Hye Rin Eonni hati-hati.
“Ne Eonni. Kita kesana sekarang.” Jawabku masih sambil tersenyum.
Kami sekarang menuju backstage tempat Super Junior berada. Kami tiba di ruangan itu.
Knock…..knock…knock…
Hye Rin Eonni mengetuk pintu.
“Silahkan masuk.” Jawab seseorang dari dalam yang kalau ku tebak adalah suara Leeteuk Oppa.
“Annyeong haseyo.” Ucap Hye Rin Eonni saat kami berada di dalam ruangan itu. “Choneun Kim Hye Rin imnida. Dan ini adikku Kim Hye Na.” Ucap eonnie kepada mereka semua.
Aku pun berbicara memperkenalkan diriku. “annyeong haseyo. Choneun Kim Hye Na imnida. Bangapseumnida.” Ucapku sambil membungkukkan badanku diatas kursi roda.
“Annyeong Hye Rin-sshi, Hye Na-sshi.” Balas mereka. “Ada perlu apa? Ada yang bisa kami bantu?” Tanya Leeteuk Oppa.
“Ah. Mian kalau kami mengganggu. Tetapi adikku ingin bertemu dengan Donghae-sshi. Boleh?” Ucap eonni lagi.
“Ne. tentu saja. Iya kan Donghae?” ucap namja lain, Sungmin Oppa.
“N-nn-ne. tentu saja.” Jawab namja idolaku, Donghae Oppa.

*Donghae POV*
Aku melihat yeoja itu lagi. Yeoja cantik yang kulihat saat aku di panggung. Hebat Donghae-ah. Keinginanmu bertemu yeoja itu terkabul. Aku mendengar suaranya saat ia menyebutkan namanya. Kim Hye Na. Nama yang indah. Sangat pantas untuk dirinya. Suaranya juga sangat lembut. Benar-benar tipe idamanku. Tetapi mengapa dia duduk di kusi roda? Apa dia sakit parah? Atau apa dia…. Entah lah. Untuk pertanyaan yang satu ini aku tidak ingin memikirkannya. Aku tidak perduli dengan dia yang duduk di kursi roda. Yang ada di fikiranku, dia sangat…. Errr… cantik. Ya dia sangat cantik. Aku masih saja mengaguminya hingga ku dengar suara Sungmin Hyung. “Iya kan Donghae?” aku terkejut. Aku melihatnya. Dia masih melemparkan senyuman manisnya. Dengan tergagap aku menjawab.
“N-nn-ne. tentu saja.”
Dia mengarahkan kursi rodanya ke arahku. Dia berhenti di hadapanku.
“Boleh aku memanggil anda Donghae Oppa?” tanyanya. Aku sangat terkejut melihat sikapnya yang to-the-point itu.
“Ne. tentu saja.” Jawabku. Senyumnya semakin lebar.
“Saengil Chukkae Hamnida, Oppa.” Ucapnya lagi. Kali ini aku benar benar tertegun. Dia mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku.
“Kamsahamnida” ucapku tersenyum.
“Ini kado untuk Oppa. Aku membuatnya sendiri. Ku harap Oppa suka.” Ucapnya tersipu. “Aku juga salah satu fansnya Oppa.” Lanjutnya lagi. Kulihat ada semburat merah di wajahnya.
“Jinja? Ohh. Jeongmal kamsahamnida.” Ucapku sambil menerima kadonya. “Boleh langsung ku buka?” tanyaku. Dia hanya menganggukkan kepalanya. Kubuka kotak itu. Ternyata isinya adalah scarf rajutan berwarna biru safir dengan namaku di salah satu sisinya. Rajutannya sangat indah.
“Scarf? Kamsahamnida. Ini sangat indah.” Ucapku sambil melihat kearahnya. Aku melihat wajahnya menjadi aneh. Sedikit lebih pucat dan hidungnya mengeluarkan darah.
“Ya. Hye Na-ah. Neomu gwenchana?” tanyaku. “Hidungmu mengeluarkan darah” lanjutku lagi.
Ia langsung menutup hidungnya. Berusaha mengurangi darah yang keluar. Tetapi sepertinya darah itu tidak mau berhenti. Aku mengeluarkan sapu tangan biruku dari saku celanaku dan menyodorkannya kearahnya. “Pakailah” ucapku.
Dia mengambil sapu tanganku dan menutup hidungnya.
“Neomu gwenchana?” tanyaku.
“Ne Gwenchana.” Ucapnya. “Eonni… Eonni…” ucapnya lagi memanggil Eonni-nya.
“Ya. Hye Na-ah. Kamu berdarah. Yeorobeun, terima kasih telah mengizinkan adikku untuk bertemu kalian, terutama bertemu denganmu Donghae-sshi. Jeongmal Kamsahamnida.” Ucap Hye Rin, kakaknya sambil membungkuk kearah kami. “Kami harus pergi sekarang. Sekali lagi kamsahamnida. Annyeong gaseyo.” Lanjutnya sambil melangkah pergi dari ruangan ini.
Aku melihatnya pergi dari ruangan ini. ‘Ya Tuhan, apa aku masih dapat bertemu dengannya lagi? Mengapa aku merasa ingin melindunginya?’ ucapku dalam hati.

*Donghae POV End*

“Ya.Hye Na-ah. Neomu gwenchana? Hidungmu mengeluarkan darah.” Ucapnya padaku tiba-tiba.
Aku panic. Aku menyentuh hidungku dan melihatnya. Ya. Aku berdarah. Aku menutup lagi hidungku berusaha untuk menghentikan pendarahannya.
“Pakailah” ucapnya lagi sambil menyodorkan sapu tangan birunya kepadaku. Aku mengambilnya.
“Neomu gwenchana?” tanyanya.
“Ne gwenchana.” Ucapku dengan nada yang sangat yakin. Padahal aku tak yakin aku akan baik-baik saja mengingat penyakitku sudah semakin parah dan aku dapat pergi kapan saja. Tetapi entah mengapa aku tidak ingin membuatnya khawatir dengan keadaanku di hari ulangtahunnya.
“Eonni… Eonni…” panggilku kepada Eonni-ku
“Ya, Hye Na-ah kamu berdarah.” Ucap Eonni. Aku sudah tidak mendengar lagi kelanjutan apa yang dikatakan Eonni-ku. Yang kutau kami keluar dari ruangan itu, Eonni menelepon Appa, dan kami pergi ke suatu tempat. Rumah Sakit.

*Donghae POV*
Aku masih memandangi scarf pemberiannya tadi. Kuraba dan ku perhatikan. Rajutan ini sangat rapi. Kulihat lagi kotaknya. Ada surat. Kubaca.

Oppa, aku tidak tau apakah setelah pertemuan kita hari ini kita masih dapat bertemu lagi atau tidak. Yang penting sekarang kado ini telah sampai di tangan Oppa. Kuharap Oppa suka dengan scarf buatanku.
Oppa, sekarang sudah hampir memasuki musim dingin. Jaga kesehatan Oppa. Jangan sampai Oppa sakit.Jangan sampai kulit Oppa memucat seperti kulitku.
Oppa, jangan lupa istirahat. Banyak makan. Akhir-akhir ini Oppa terlihat sangat kurus. Jangan sampai tubuh Oppa menjadi lebih kurus lagi seperti tubuhku yang kian hari kian bertambah kurus.
Oppa terima kasih karena sudah bersedia bertemu denganku


Kim Hye Na.